Tidak Perlu Khawatir Menghadapi Mitos Pernikahan Ini

Sebelum Menikah
4 min readMay 10, 2021

Di keseharian kita sering mendengar kata-kata pamali yang sering dilontarkan oleh nenek –kakek atau orang tua sendiri, seperti “eh anak gadis ngga boleh makan didepan pintu nanti susah jodoh” “kalau sapu yang bersih biar suaminya ngga jenggotan” atau “kamu jangan potong kuku pada malam hari”. Kata-kata larangan seperti itu sering kita dengar dikehidupan sehari-hari hingga kita sendiri dibuat bingung dengan maksud dari larangan tersebut.

Daerah Jawa adalah daerah yang masih kuat mempercayai adanya Pamali dan Mitos, karena kebudayaannya yang kental dibawa kedalam keseharian hidup dan ini berkembang menjadi kepercayaan turun-menurun yang diwariskan oleh para sesepuh.

Walaupun sudah masuk ke jaman yang serba modern, namun di Indonesia sendiri masih mempercayai mitos-mitos seperti itu. Karena memang mitos atau pamali ini tidak bisa dilepaskan oleh budaya leluhur dengan tujuan menghindari bala atau musibah.

Salah satunya adalah pamali dan mitos pernikahan. Pantangan yang harus ditaati tersebut diyakini dapat menghindari si calon pengantin dari Bala atau musibah. Tak jarang kamu sebagai calon pengantin dibuat parno dan serba salah akan begitu banyaknya pantangan yang harus ditaati.

Kebanyakan pengantin wanita akan merasa takut, karena jika tidak ditaati khawatir akan ada musibah yang menimpanya, namun jika dipatuhi malah mengurangi ruang gerakmu dalam mempersiapkan rencana pernikahan. Saat ini kamu juga harus bijak menghadapi seputar pamali dan mitos pernikahan agar kamu tidak dibuat pusing saat mempesiapkan pernikahan.

1. Gaun pengantin sobek

Tidak ada satupun calon pengantin wanita yang menginginkan gaun pernikahannya sobek. Terkadang kecelakan kecil dalam suatu acara kerap terjadi, hingga membuat gaun panjangnya sedikit sobek. Namun, ternyata dibaik kejadian ini memiliki mitos pertanda buruk untuk rumah tangga pengantin di kemudian hari. Gaun pernikahan yang sobek menyiratkan pesan bahwa pernikahan yang sedang dilangsungkan akan berakhir dengan kematian sang pengantin pria.

Kalau ini terjadi siapa yang tidak langsung mood drop dan khawatir. Tetapi kamu harus tetap tenang, jangan buat gangguan tersebut merusak hari bahagiamu. Kita yakin dan percaya bahwa umur seseorang ditentukan oleh Tuhan, bukan hanya berdasarkan gaun sobek semata kan. Jadi, kamu tidak perlu ambil pusing menyikapi kejadian seperti ini. Jangan biarkan aura bahagiamu terhalang hanya karena gaun sobek.

2. Larangan menikah dengan dengan suku Jawa-Sunda

Kamu memiliki pasangan asal Sunda dan dirimu adalah keluarga dengan keturunan darah Jawa, kalian siap menikah namun terhalang akan mitos ini? Larangan ini sebenarnya berawal dari kisah jaman dahulu yaitu perang Babat. Dan permasalahan perang babat ini sudah menjadi legenda saja hingga saat ini.

Legenda yang telah terjadi dimasa lampau tidak berhubungan dengan jodoh yang ditentukan oleh Tuhan kan? Jadi jika Tuhan sudah menjodohkan kalian sepertinya kamu tidak perlu khawatir deh dengan mitos seperti ini.

3. Melangkahi kakak menikah akan menambah sulit jodoh si kakak

Mitos yang satu ini sering sekali terjadi di keluarga. Saat adik ingin menikah, namun kakaknya belum berencana menikah. Hingga akhirnya si adik menunda pernikahannya demi menunggu si kakak terlebih dahulu.

Budaya Indonesia yang kental akan tata krama, kesopanan, dan etika memang baik untuk ditiru. Namun bagaimana jadinya jika mitos melangkahi kakak menikah akan menambah sulit jodoh si kakak? Hingga akhirnya menghalangi niat baik pernikahan si adik, hingga tak jarang kehilangan jodoh karena kelamaan menunggu si kakak menikah.

Menghalangi jodoh juga tidak baik kan? Jadi jika kamu mengalami hal seperti ini, coba bicarakan dahulu kepada kakak dengan baik-baik. Berikan penjelasan dan pengertia kepada kakakmu agar menerimanya dengan ikhlas. Karena semua jodoh itu sudah ada yang mengatur, hanya menunggu waktu yang tepat saja.

4. Berkeramas di hari sabtu akan mendapatkan suami ringan tangan

Mitos kadang memang tidak bisa diterima dengan akal sehat. Salah satunya adalah dengan pamali untuk anak wanita yang belum menikah untuk melakukan keramas. Karena konon katanya akan mendapatkan suami yang ringan tangan.

Wah kalau begitu sulit juga ya, jika kamu ingin berpergian dengan teman-teman atau pacar namun bad hair day melanda dihari sabtu. Sebenarnya kebersihan sebagai seorang wanita itu sangat penting lho. Karena kamu tidak maukan di cap sebagai wanita yang jorok.

Suami ringan tangan, sebenarnya lebih kepada kepribadian setiap orang. Yang tidak ditentukan dengan hanya keramas di hari sabtu. Jadi pikirkan kembali niatmu jika tidak keramas dihari sabtu ya.

5. Tidak boleh membeli barang bekas karena khawatir akan mendapat duda atau janda

Pernakah orang tuamu atau anggota keluarga lainnya melarang kamu untuk membeli barang bekas? Jika ya, maksud dibalik larangan tersebut semata-mata karena mitos pernikahan akan mendapatkan jodoh seorang duda atau janda. Orangtua memang menginginkan yang terbaik untuk anaknya, termasuk urusan jodoh. Anaknya yang Gadis dan perjaka sangat diwanti-wanti mendapatkan seorang duda atau janda.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan seorang janda atau duda. Terkadang hanya persepsi masyarakat saja yang melabelkan image buruk pada status janda atau duda. Persepi yang salah tersebut, tidak menjamin akan kebahagian kamu lho. Karena balik lagi kita hanya bisa berdoa, namun yang menentukan jodoh adalah Tuhan.

Jadi, mitos pernikahan yang berkembang dimasyarakat memang tidak bisa dielakan begitu saja. Karena memang tradisi yang kental sudah mengakar pada tradisi keluarga. Namun, sikapi hal tersebut dengan bijak. Dan percayakan semuanya kepada Tuhan yang maha mengetahui yang terbaik.

Bagi kalian yang ingin mendapatkan konten terupdate dari Sebelum Menikah, kalian bisa langsung menuju blog kita di Sebelum Menikah

Dan jika kalian membutuhkan undangan digital video berkualitas serta biaya yang terjangkau kalian bisa langsung ke Metta Invitation

--

--

Sebelum Menikah

Memberikan tips & trik seputar pernikahan untuk para pasangan yang ingin mewujudkan keluarga bahagia